image5

KSP Utama Karya, Salurkan Rp 70 miliar per bulan

Dengan sebaran 35 cabang usaha di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah, KSP Utama Karya menunjukkan tajinya sebagai wadah usaha ekonomi rakyat yang tumbuh profesional dan jadi kebanggaan masyarakat Jepara.

Kemampuan KSP Utama Karya menyalurkan pinjaman rata-rata sebesar Rp 70 miliar per bulan tentunya bukan pekerjaan mudah. Terlebih di tengah situasi perekonomian yang kurang bersahabat sepanjang tahun panas 2014 dan 2015 ini. Setidaknya koperasi yang berada jauh dari pusat ekonomi ibukota negara maupun provinsi ini bukanlah kelas ecek-ecek, sebagaimana citra yang acapkali melekat pada usaha ‘gurem’ koperasi.

Dari sejumlah 109 ribu unit KSP dan USP di tanah air, tak lebih hanay sekitar 4000 an saja koperasi yang bisa beroperasi dengan baik. Selain itu, memang tidak mudah mencari sosok KSP dan USP yang punya riwayat pengembangan usaha yang piawai. Nama-nama KSP besar lagi-lagi hanya didominasi oleh yang itu-itu saja, seolah tidak ada lagi KSP hebat di negeri ini. Karenanya ketika KSP Utama Karya mencuat dengan kinerja kinclongnya, publik pun mulai melirik Jepara, tepatnya Jalan Raya Bakalan, Kalinyamat, tempat KSP Utama Karya berkantor pusat. Tak kurang Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga memberikan pujiannya kepada koperasi yang digagas pertama kali oleh 35 pedagang kaki lima pasar Jepara pada 1993.

Tahan Banting

Di balik sukses koperasi ini, nama Syamsuri (57) merupakan motor penggerak yang membuat kinerja KSP Utama Karya terus berdenyut. Lelaki kelahiran Kudus ini, sebelumnya memang punya pengalaman cukup panjang dalam berkoperasi. Hanya saja nasibnya kurang beruntung lantaran sekitar empat koperasi yang disinggahinya, semua mengalami kemandegan, sehingga ia pun banting stir menjadi pedagang ayam potong yang ditekuninya sejak 1987.

Bersama para pedagang ayam potong serta pedagang lainnya, pemuda jebolan SMEA di Kudus ini sekali lagi mencoba peruntungannya dengan mendirikan KSP Utama Karya. Awalnya, memang tidak mudah, bahkan tidak sedikit anggota pendiri yang kemudian mengundurkan diri karena menganggap koperasi ini juga tidak punya prospek. Kondisi kantor koperasi ini kala itu juga menyedihka, hanya menggunakan sebuah ruang ukuran 3 x 4 meter di sebuah rumah milik anggota bernama Ali Makson. Bersama sejumlah rekannya yang masih ‘tahan banting’ Syamsuri berhasil membawa KSP Utama Karya melewati masa paling sulitnya di tengah gelombang krisis moneter 1997-1998. Masa penantian yang cukup panjang itu akhirnya berbuah manis, ketika pada 2008 koperasi ini mendapat kepercayaan dari perbankan untuk menyalurkan dana kepada anggotanya. “Kami mendapaat pinjaman dari Bank BNI sebesar Rp 7,5 miliar pada 2008, lalu menyusul Rp 25 miliar pada 2010 dan berikutnya Rp 50 miliar. Suntikan modal ini membuat moril pengurus dan anggota menjadi meningkat, sehingga kami yakin koperasi yang kami dirikan ini sudah berada di rel nya yang tepat,” ujar Syamsuri dengan mata berbinar.

Sebagai ketua yang dipercaya sejak pertama KSP Utama Karya berdiri, Syamsuri mengaku sukses koperasi ini adalah sebuah hasil kerja bersama, karena cukup banyak pengurus lainnya yang juga punya pengalaman berbisnis. Selain itu, anggota koperasi ini sebagian besar atau 80% adalah pedagang sehingga tingkat pinjaman dan perputran uang berjalan sangat tinggi.

“Dengan mayoritas anggota kalangan pedagang itu, tugas kami jadi cukup ringan yaitu mengendalikan pinjaman, menjaga kepercayaan dan meningkatkan mutu pelayanan prima agar mereka tidak pindah ke lain hati ha..ha,” seloroh Syamsuri didampingi sejumlah pengurus lainnya saat menerima Majalah PELUANG di kantornya di Jalan Kalinyamat, Jepara.

Rambah Jawa Tengah

Dari 35 anggota pendiri yang menghimpun dana masing-masing sebesar Rp 500 ribu, kini, 23 tahun berselang KSP Utama karya tumbuh besar, kantor pusat dan sekaligus pusat grosir berlantai lima di jalan Kalinyamat itu merupakan gedung tertinggi dan cukup megah dengan aset mencapai Rp 400 miliar lebih. Volume usahanya hingga per Desember sebesar Rp 768, 987 miliar dengan anggota mencapai 55 ribu orang.

Tetapi, kiprah koperasi ini masih baru akan dimulai, kata Syamsuri, ayah tiga anak yang enerjik ini. Ia masih menyimpan obsesi besar mendirikan kantor-kantor cabang KSP Utama Karya di seluruh kabupaten/kota di seantero Provinsi Jawa Tengah. “ Dari sebuah kota kecil, Jepara, nama KSP Utama Karya menjadi bagian penting dari ekonomi rakyat di kota kecil kaum pengrajin kayu ukir itu. Ke depan mimpi para pengelola koperasi ini adalah ingin pula menjadi bagian penting dari denyut perekonomian masyarakat Jawa Tengah.

  • sumber: majalahpeluang.com